Tema tugas besar mata kuliah Tekkom (Teknik Komunikasi) untuk tahun ini adalah “World Class City” dan “Green Infrastructure”. Tema ini merupakan best practice yang banyak diterapkan di kota-kota negara yang sudah maju dan modern, seperti negara-negara Eropa, Amerika, Jepang, Singapura, Hongkong, dll.
Kelompok kami mengambil Tema besar, “Green Infrastructure” dengan sub tema “Green City For Live”. Sub tema yang kami ambil kemudian di breakdown lagi ke dalam beberapa point, salah satunya adalah mitigasi bencana. Selanjutnya kelompok kami memfokuskan untuk mengambil permasalahan yang ada di semarang sebagai dampak dari kurang pedulinya para stakeholder pembangunan terhadap infrastuktur yang ramah lingkungan (Green Infrastucture). Permasalahan yang kami ambil adalah permasalahan longsor karena kami melihat bahwa wilayah Kota Semarang memiliki topograpi yang berbukit-bukit tapi dalam pemanfaatannya masih kurang diperhatikan aspek lingkungannya. Masih banyak perumahan-perumahan yang di dirikan dekat dengan wilayah yang rawan longsor dan ada pula perumahan yang didirikan di lahan hasil pemeprasan bukit, seperti yang terjadi di beberapa perumahan yang ada di Kelurahan Meteseh. Hal ini menjadi dasar yang membuat kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan longsor.
Dalam pembuatan tugas ini saya mendapat bagian dalam pengerjaan Banner dan ikut berperan dalam film kami. Ini merupakan yang ke dua kalinya saya mengikuti mata kuliah Tekkom ini, maklum saya mengulang mata kuliah ini, hehehe. Dan ini merupakan film kedua saya selama di Planologi (sok artis)..
Dalam Film ini saya berperan sebagai Ayah dari seorang planner yang mempunyai kenangan buruk terhadap longsor. Saya (Ayah) dalam film ini meninggal karena ditimpa bencana longsor, dan kejadian ini mengubah pola pikir anak saya (Adit). Adit bercita-cita menjadi seorang planner yang peduli terhadap lingkungan agar bencana longsor yang telah merenggut nyawa ayahnya tidak terukang kembali.
Demikian sedikit cerita dari pembuatan tugas-tugas kami..
Dalam pembuatan tgs ini, saya mnyadari bahwa saya tidak bisa memberikan kontribusi yang maksimal karena tugas-tugas yang banyak (maklum dah mw lulus, hehehe). .
Terima Kasih..
Rabu, 23 Juni 2010
Selasa, 22 Juni 2010
Green Infrastuktur (Infrastruktur Hijau)
Menurut istilah PU, Green Ifrastuktur merupakan suatu terminologi yang digunakan untuk merubah cara pandang bahwa ruang terbuka hijau adalah komponen yang sama atau jauh lebih penting bagi pengembangan kota atau wilayah, sebagaimana infrastruktur terbangun lainnya seperti infrastruktur jalan, drainase, jaringan air minum, listrik, dsb. Green Infrastucture ini merupakan jaringan yang saling berhubungan antara sungai, lahan basah, hutan, habitat kehidupan liar, dan daerah alami di wilayah perkotaan; jalur hijau, kawasan hijau, dan daerah konservasi; daerah pertanian, perkebunan, dan berbagai jenis RTH lain, seperti taman-taman kota. Dengan pengembangan konsep Green Infrastucture ini, maka kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik, menjaga proses ekologis, keberlanjutan sumber daya air dan udara bersih, serta memberikan sumbangan kepada kesehatan dan kenyamanan warga kota (liveable cities). Infrastruktur hijau merupakan jaringan terpadu dari berbagai jenis RTH, terdiri dari area (hub) dan jalur (link). Suatu RTH berbentuk area hijau dengan berbagai bentuk dan ukuran, seperti RTH dengan luasan tertentu, seperti taman kota, pemakaman, situ/telaga/danau, hutan kota, dan hutan lindung yang berfungsi sebagai habitat satwa liar dan proses ekologis. Infrastruktur hijau dapat digunakan sebagai pengendali perkembangan kota agar tidak terjadi peluberan kota (urban sprawl) karena kawasan ataupun jalur yang telah ditetapkan sebagai RTH (mestinya) tidak dapat dikonversi ke fungsi lain. RTH ini sendiri nantinya dapat mereduksi gas buangan dari kendaraan bermotor ataupun aktivitas manusia lainnya sehingga dapat mengurangi efek pemanasan global.
Paradigma dari konsep Green Infrasturktur ini telah menjadi wacana yang serius bagi negara-negara berkembang. Di negara-negara maju, konsep ini telah banyak di terapkan. perlu adanya keterlibatan semua pihak agar kota-kota kita dapat tetap sustain dan lebih luas lagi agar Bumi kita tetap sustain demi generasi-generasi setelah kita.
Paradigma dari konsep Green Infrasturktur ini telah menjadi wacana yang serius bagi negara-negara berkembang. Di negara-negara maju, konsep ini telah banyak di terapkan. perlu adanya keterlibatan semua pihak agar kota-kota kita dapat tetap sustain dan lebih luas lagi agar Bumi kita tetap sustain demi generasi-generasi setelah kita.
Sumber: www.csoforum.net/multimedia/bahan-bacaan/222-infrastruktur-hijau-kota.html
Langganan:
Postingan (Atom)